Leluhur suku Dayak

25 Nov

Menurut kepercayaan Dayak, terutama yang dipedalaman Kalimantan yang disampaikan dari mulut ke mulut, dari nenek kepada bapak, dari bapak kepada anak, hingga saat ini yang tidak tertulis mengakibatkan menjadi lebih atau kurang dari yang sebenar-benarnya, bahwa asal-usul nenek moyang suku Dayak itu diturunkan dari langit yang ke tujuh ke dunia ini dengan Palangka Bulau ( Palangka artinya suci, bersih, merupakan ancak, sebagai tandu yang suci, gandar yang suci dari emas diturunkan dari langit, sering juga disebutkan Ancak atau Kalangkang).

Menurut cerita nenek moyang mereka asal mulanya diturunkan dari langit ke dalam dunia ini di empat tempat berturut-turut dengan Palangka Bulau, yaitu:

1. Di Tantan Puruk Pamatuan di Hulu Sungai Kahayan dan Barito
Maka inilah seorang manusia yang pertama yang menjadi datuknya orang-orang dayak yang diturunkan di Tantan Puruk Pamatuan, yang diberi nama oleh Ranying : Antang Bajela Bulau atau Tunggul Garing Janjahunan Laut.
Dari Antang Bajela Bulau maka terciptalah dua orang laki-laki yang gagah perkasa yang menteng ureh mamut bernama Lambung atau Maharaja Bunu dan Lanting atau Maharaja Sangen.

2. Di Tantan Liang Mangan Puruk Kaminting (Bukit Kaminting)
Oleh Ranying terciptalah seorang yang maha sakti, bernama Kerangkang Amban Penyang atau Maharaja Sangiang.

3. Di Datah Takasiang, Hulu sungai Rakaui (Sungai Malahui Kalimantan Barat)
Oleh Ranying terciptalah 4 orang manusia, satu laki-laki dan tiga perempuan, yang laki-laki bernama Litih atau Tiung Layang Raca Memegang Jalan Tarusan Bulan Raca Jagan Pukung Pahewan, yang seketika itu juga menjelma menjadi Jata dan tinggal di dalam tanah di negeri yang bernama Tumbang Danum Dohong. Ketiga puteri tadi bernama Kamulung Tenek Bulau, Kameloh Buwooy Bulau, Nyai Lentar Katinei Bulau.

4. Di Puruk Kambang Tanah Siang (Hulu Barito)
Oleh Ranying terciptalah seorang puteri bernama Sikan Atau Nyai Sikan di Tantan Puruk Kambang Tanah Siang Hulu Barito.

PEMBAGIAN SUKU DAYAK :
Suku Dayak terbagi dalam 7 suku besar, dan terbagi lagi dalam 18 suku kecil, dan terbagi lagi dalam 405 suku kekeluargaan/sedatuk. Pembagiannya adalah :
1. Dayak Ngaju (terdiri dari 4 suku kecil dan 90 suku sedatuk)
1. Dayak Ngaju (terbagi dalam 53 suku sedatuk)
2. Dayak Ma`anyan (terbagi dalam 8 suku sedatuk)
3. Dayak Dusun (terbagi dalam 8 suku sedatuk)
4. Dayak Lawangan (terbagi dalam 21 suku sedatuk)

2. Dayak Apu Kayan (terdiri dari 3 suku kecil dan 60 suku sedatuk)
1. Dayak Kenya (terbagi dalam 24 suku sedatuk)
2. Dayak Kayan (terbagi dalam 10 suku sedatuk)
3. Dayak Bahau (terbagi dalam 26 suku sedatuk)

3. Dayak Iban dan Heban (terbagi dalam 11 suku sedatuk)

4. Dayak Klemantan atau Dayak Darat (terdiri dari 2 suku kecil dan 87 suku sedatuk)
1. Dayak Klemantan (terbagi dalam 47 suku seadtuk)
2. Dayak Ketungau (terbagi dalam 40 suku sedatuk)

5. Dayak Murut (terdiri dari 3 suku kecil dan 44 suku sedatuk)
1. Dayak Murut (terbagi dalam 28 suku sedatuk)
2. Dayak Idaan (terbagi dalam 6 suku sedatuk)
3. Dayak Tidung (terbagi dalam 10 suku sedatuk)

6. Dayak Punan (terdiri dari 4 suku kecil dan 52 suku sedatuk)
1. Dayak Basap (terbagi dalam 20 suku sedatuk)
2. Dayak Punan (terbagi dalam 24 suku sedatuk)
3. Dayak Ot (terbagi dalam 5 suku sedatuk)
4. Dayak Bukat (terbagi dalam 3 suku sedatuk)

7. Dayak Ot Danum (terdiri dari 61 suku sedatuk)

BENTUK HUKUM ADAT DAYAK
Dalam melaksanakan adat suku dayak, ada dua aliran yaitu:
1. Tersilah kepada Keduniawian
Hukum adat ini berlaku dalam perkara kriminal, etika dan pergaulan masyarakat. Hukum adat juga mengadili perkara yang berhubungan dengan kemasyarakatan misalnya: masalah harta benda, pusaka, perkimpoian, perceraian, ketentuan ahli waris, masalah anak dalam perceraian, milik perpantangan, hak-hak atas tanah.

2. Tersilah kepada Agama
Hukum Adat yang tersilah kepada Agama menghukum siapa pun yang telah menghina dan mencemarkan hal-hal yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat, misalnya: merusak kubur, merusak pahewan, merusak petak ruas, merusak petak pali, merusak Indus, merusak sandung, melanggar adat pali disaat kampong memegang rutas, melanggar adat negeri ketika memalas pali, melanggar adat pali ditempat orang melahirkan, melanggar adat pali pada saat pengobatan orang sakit, merusak pangantoho (rumah kecil tempat pujaan), tulah berjinah dengan saudara, tulah berjinah dengan ibu/bapak, tulah berjinah dengan misan, merusak pantar.

ASAL USUL NAMA KALIMANTAN
Orang Dayak mempunyai cara pandang tersendiri terhadap sejarah pulaunya, yang terungkap dalam tradisi lisan yang disebut Tetek Tatum. Tetek tatum merupakan salah satu kesusastraan Dayak asli yang artinya ratap tangis sejati. Tetek tatum dinyanyikan dengan lagu dan sangat digemari nenek moyang orang-orang Dayak yang mana isinya menceritakan keadaan Kalimantan sejak zaman bahari, zaman dewa-dewa, tentang peperangan, silsilah dan lain-lain. Sedangkan Kalimantan itu sendiri mempunyai arti:
1. Kali = sungai, Mantan = besar (mantan dalam bahasa dayak sangen artinya besar), yang akhirnya Kalimantan berarti pulau yang memiliki sungai besar-besar.
2. Kalimantan = nama sebangsa pohon buahnya asam yang banyak terdapat di Kalimantan.
3. Borneo berasal dari Brunei yang dulunya disebut dengan nama Burnei sehingga akhirnya menjadi Borneo.

Sumber : http://www.isenmulang.com

12 Tanggapan to “Leluhur suku Dayak”

  1. Chika! 25 November 2010 pada 4:55 am #

    waaah… pengetahuan nih. terimakasih ya sudah menyempatkan diri posting tulisan bermanfaat seperti ini! salam kenal.

  2. andriwibowo19 25 November 2010 pada 5:10 am #

    salam kenal jg.
    hehe, iya, sama2. trima ksih jg sdh mngunjungi blog saya…

  3. Sang Penjelajah Malam 25 November 2010 pada 11:39 am #

    nice

  4. cempaka 25 November 2010 pada 4:13 pm #

    oooooo.. baru tau kalo borneo berasal dari brunei… padahal dari kecil tinggal di borneo hehhehe

    • andriwibowo19 25 November 2010 pada 4:28 pm #

      hehe, mmg nya mba dimnanya tinggal di borneo? 😀

  5. Gadis Jomblo 25 November 2010 pada 4:25 pm #

    Setahu saya, nenek moyang orang/suku Dayak itu orang China kan? Makanya warna kulitnya putih-putih, tidak seperti yang kita bayangkan semacam suku Asmat atau yang lain.

    • andriwibowo19 25 November 2010 pada 4:35 pm #

      ooo, bgt ya mba. saya jg ga trlalu tau sih sbnernya :-D. tp trma kasih atas infonya.
      salam kenal..

  6. budies 25 November 2010 pada 6:52 pm #

    blog ini sudah terdaftar di komunitas janah, silakan membuat postingan evaluasi diri sendiri mngenai blog ini… dan, jangan lupa setelah posting komentar di budies.info bahwa telah diposting evaluasi blog ini

  7. iamwhoiam 26 Juni 2012 pada 12:45 am #

    nice blog! thank you.untuk tambahan-saya pikir memang benar leluhur dayak ada yang dr china.keluarga saya dr pihak ibu smengaku orang dayak,tetapi marga mereka china semua.termasuk kakek buyut dan nenek buyut saya.sangat menarik. ayah saya orang dayak ngaju bermarga alang, ibu saya kenyah tapi bermarga tjau.ibu saya turunan keluarga tjau-lun-dan lie.nama saya pun masih bernama china.dan semua keluarga ibu saya marga china tp mrka slalu berkata mrka dayak. apapun itu saya bangga jd orang indonesia.salam.

  8. Dedy kahanuang 27 Maret 2017 pada 10:33 am #

    maaf bang…kurang satu DAYAK BERAKHI 4 SUKU SEDATUK hidup kami nomade karena tanah garapan yg tdak bisa mengidupkan, jadi trus berpindah tempat, dan di indonesia dianggap punah….tapi saya masih menjalankan adat istiadat yg ditinggalkn mendiang bapak….trimaksih….

Tinggalkan komentar